Senin, 02 Maret 2009

apakah mimpi bisa mengungkap kebenaran????


Hampir setiap orang pernah bermimpi, tetapi tahukah Anda akan arti dari mimpi-mimpi Anda? Mulai dari Socrates dan Descartes sampai ke Sigmund Freud dan Carl Jung, para filsuf dan ahli jiwa yang paling terkenal sepanjang sejarah telah mencari tahu arti mimpi. 

Apakah mimpi, sebagaimana diyakini oleh Freud dan Jung, sebuah jendela menuju alam bawah sadar kita, atau hanya produk yang tidak bermakna dari sisitim saraf kita saat tidur. Pertanyaan ini masih hangat diperdebatkan oleh para peneliti mimpi, tetapi sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan kalau sebagian besar orang-orang di luar bidang ini kelihatannya meyakini kalau mimpi mempunyai arti. 

 "6 survei terpisah mengenai populasi yang sangat berbeda-beda menunjukkan, orang-orang cenderung percaya bahwa mimpi mereka menunjukkan kebenaran yang tersembunyi mengenai diri mereka sendiri dan dunia," ujar pakar ilmu jiwa dan peneliti studi Carey K. Morewedge, PhD. 

Pada faktanya, survei menunjukkan bahwa orang-orang yang bermimpi mempunyai beban yang lebih banyak daripada pikiran-pikiran sadar mereka. "Orang-orang cenderung berpikir bahwa mimpi menunjukkan emosi dan kepercayaan yang tersembunyi dan mereka seringkali merasa kalau mimpi mereka lebih bermakna daripada pikiran-pikiran mereka saat terbangun," kata Morewedge."Tetapi kita juga menemukan bahwa orang-orang memaknai setiap mimpi dengan cara yang berbeda." 

Mimpi adalah kepercayaan 

Dalam sebuah studi yang didisain untuk menentukan apakah orang-orang dari kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mempunyai kepercayaan yang sama mengenai arti mimpi, Morewedge dan teman-temannya Michael Norton dari Harvard Business School meminta mahasiswa untuk menilai teori-teori yang berbeda mengenai pentingnya mimpi. 

Kelompok siswa yang ditanyai termasuk mahasiswa science dari Amerika Serikat, mahasiswa ekonomi dari India, dan mahasiswa psikologi di Korea Selatan. Terlepas dari perbedaan budaya, sebagian besar mahasiswa mendukung ide bahwa mimpi menunjukkan kebenaran yang tersembunyi. Survei nasional yang dilakukan di Amerika juga menunjukkan hal yang sama. 

Dalam sebuah studi yang didisain untuk mencaritahu bagaimana mimpi mempengaruhi kebiasaan pas bangun, para penelita meminta pekerja yang pulang pergi ke Boston untuk membayangkan satu dari empat skenario yang terjadi di malam sebelum melakukan perjalanan dengan pesawat yang telah terjadwal: secara sadar memikirkan mengenai kecelakaan pesawat, mendengar terosis menakuti, memimpikan kecelakaan pesawat, atau mendengar mengenai kecelakaan pesawat yang benar-benar terjadi pada rute yang akan mereka ambil. 

Memimpikan kecelakaan pesawat menghasilkan tingkat kecemasan yang sama dengan mendengar kecelakaan yang sebenarnya. Para responden mengatakan, mereka akan lebih suka mengubah rencana perjalanan mereka setelah bermimpi mengenai kecelakaan daripada mendengar mengenai kecelakaan yang sebenarnya atau setelah mendengar ancaman teroris yang semakin banyak. 

Tetapi survei lain menunjukkan bahwa responden lebih memaknai mimpi yang menyenangkan kalau berkaitan dengan seseorang yang mereka sukai. Mimpi-mimpi yang kurang menyenangkan juga dianggap bermakna saat subjek mimpi tersebut tidak disukai. "Kita melihat mimpi sebagai sesuatu yang bermakna, tetapi ketika mimpi bertentangan dengan kepercayaan dan keinginan kita, kita cenderung kurang memaknai mimpi tersebut," ucap Morewedge. 

Seorang asisten profesor dari Harvard Medical School, Barret, meyakini bahwa mimpi sama seperti pikiran-pikiran ketika kita sadar, beberapa mimpi penting tetapi ada juga yang tidak berarti. "Sebagian besar dari hal-hal yang kita pikirkan hanyalah hal-hal kecil yang diulang-ulang tetapi sebagian dari pikiran kita merupakan hal yang besar dan berarti," ujar dia."Saya merasa mimpi juga sama. Beberapa diantaranya menunjukkan kebenaran yang tersembunyi tetapi beberapa diantaranya hanyalah bunga tidur." 
(*/webMD.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar